Minggu, 06 Mei 2018

CRITICAL THEORY OF COMMUNICATION IN ORGANIZATION of Stanley Deetz

Di teori ini Stanley Deetz seoraang profesor di Universitas Colorado membuka kedok para perusahaan yang mengatas namakan "bisnis yang baik". Tapi tidak seperti teori kritis yang lainnya, Deetz bukan hanya meng-eksplisit tentang apa yang dia lawan, dia juga menjelaskan tentang apa yang dia lakukan. Dia menyebutnya "partisipasi stakeholder". Dia percaya bahwa semua orang yang secara signifikan akan berefek dari sebuah perusahaan harus mempunyai suara dalam proses pengambilan keputusan. 

CORPORATE KOLONIALISASI DAN KONTROL KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Corporate kolonisasi adalah gangguan perusahaan modern dalam setiap area di luar tempat kerja. Secara spesifik Deetz ingin menguji praktik komunikasi dalam organisasi yang merusak semua pengambilan keputusan sehingga mengurangi kualitas, inovasi, dan keputusan bisnis.

INFORMASI ATAU KOMUNIKASI: TRANSMISI ATAU MEMBANGUN MAKNA
Deetz memulai analisisnya dengan menantang pandangannya bahwa komunikasi adalah sebuah transmisi dalam informasi. Meskipun mayoritas komunikasi manusia sekarang mengabaikan source pesan channel receiver konsep komunikasi, saluran model masih di terima dalam organisasi dan di kehidupan sehari-hari. Information model adalah pandangan bahwa komunikasi hanya sebuah saluran transmisi dalam informasi tentang dunia yang sebenarnya. Sedangkan Communication model adalah pandangan bahwa, bahasa adalah medi utama yang dimana realitas sosial di ciptakan dan di pertahankan. 

Di gambar 21-1 menunjukan proses keputusan perusahaan secara sistematis mengeluarkan suara orang-orang secara langsung yang dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Setengah bagian bawah di gambar proses pengambilan yang mengundang dialog terbuka antara semua stakeholders. Deetz menyebutnya praktik codeterminationCodetermination adalah kolaborasi mengambil keputusan demokrasi partisipatif di tempat kerja. Di gambar 21-1 menghasilkan empat cara yang berbeda di mana keputusan publik termasuk corporate yang dapat di buat: strategi, persetujuan, keterlibatan dan partisipasi. Analisis Deetz dalam empat corporate praktik ini memberikan inti kritiknya tentang managerialism. 

STRATEGI: TINDAKAN MANAJERIAL YANG JELAS UNTUK MEMPERLUAS KONTROL
Deetz menggambarkan managerialism sebagai wacana berdasarkan "semacam logika sistematis, seperangkat praktik rutin dan ideologi" bahwa nilai mengendalikan semua masalah lainnya. Deetz berfikir bahwa itu terlihat singkat karena mengalihkan perhatian dari sistem manajerial yang gagal berdasarkan kontrol.

CONSENT ATAU PERSETUJUAN: TANPA DISADARI UNTUK MENGUBAH KONTROL
Deetz percaya dalam kapilatisme, tetapi dia yakin bahwa perusahaan tidak masuk akal. Melalui proses Deetz menyebut consent, sebagian besar karyawan rela memberikan kesetiaan tanpa mendapatkan banyak imbalan. Consent adalah proses di mana karyawan secara aktif, meskipun tidak sadar mencapai kepentingan manajerial dalam usaha yang gagal untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Manajerialisme mendukung pekerja tanpa disadari melewati proses systematicly distorted communication. Systematicly distorted communication adalah beroperasi di luar kesadaran karyawan, suatu bentuk wacana yang membatasi apa yang dapat dikatakan atau bahkan dipertimbangkan. Proses yang satu ini, Deetz menyebutnya discursive closure, terjadi dalam berbagai cara. Discursive closure adalah penekanan konflik tanpa karyawan sadari bahwa mereka terlibat dalam penyensoran mereka sendiri. 

INVOLVEMENT ATAU KETERLIBATAN: UNGKAPAN GAGASAN TAPI TANPA SUARA 
Keterlibatan karyawan dalam pilihan perusahaan berawal dari kotak saran yang di pasang pada dinding. Deetz mengklaim bahwa demokrasi Jeffersonian pada abad ke-18 liberal berdasarkan tiga gagasan tentang komunikasi: 
1.    Terjaminnya kebebasan bicara secara adil bagi yang membuat suatu keputusan.
2.    Persuasi dan pembelaan adalah cara terbaik untuk mencapai suatu keputusan yang baik.
3.    Individu otonom bisa menentukan pilihan mereka sendiri
Deetz berkata mungkin saja ketika semua stakeholders menyadari bahwa, komunikasi mereka menciptakan realitas daripada hanya menggambarkannya. 

PARTISIPASI: DEMOKRASI STAKEHOLDER ATAU PEMEGANG SAHAM BERAKSI
Dreetz yakin bahwa "Partisipasi demokratis berarti menciptakan warga negara yang lebih baik dan pilihan sosial yang lebih baik, dan memberikan manfaat ekonomi yang penting". Tujuan dari teori ini adalah merebut kembali kemungkinan kekuasaan terbuka. Dreetz menyebutnya stakeholder democracy. Setidaknya ia melihat enam kelompok stakeholder dengan banyak kebutuhan dan keinginan.
1.    Investors mencari keamanan pokok dan pengembalian yang layak atas investasi mereka
2.    Workers mencari upah yang layak, kondisi kerja yang aman, sebuah kesempatan untuk bangga untuk pekerjaan mereka, perlindungan karyawan, dan waktu untuk keluarga.
3.    Consumers mencari barang berkualitas bagus dan pelayanan dengan harga yang wajar.
4.    Suppliers mencari mencari sumber daya mereka dengan pembayaran tepat waktu pada saat pengiriman.
5.    Host communities mencari pembayaran untuk layanan yang menyediakan, pekerjaan yang stabil, perawatan, dan kualitas keluarga dan kehidupan publik meningkat daripada berkurang.
6.    Greater society and the world community mencari peduli lingkungan, ekonomis, sopan, dan perlakuan adil terhadap semua kelompok (ras, etnis, jenis kelamin)

POLITICALLY ATTENTIVE RELATIONAL CONSTRUCTIONISM (PARC)
PARC model adalah konstruktifisme relasional politis penuh perhatian pandangan kolaboratif komunikasi yang berbasis di konflik stakeholder. Dreetz berpendapat teori ini juga bisa berfungsi sebagai teori nizasional atau kritis.

Relational Constructionism (Konstruktivisme Relasional)
Dreetz berpendapat bahwa sebagian besar teori organisasi didasarkan pada beberapa bentuk konstruksi sosial. ia membuat peralihan ini untuk memberi isyarat bahwa ia berbeda dari orang-orang yang berpikir bahwa mereka sedang melihat budaya yang sudah terukir di batu atau sebaliknya mereka yang berpikir bahwa mereka sedang menulis "a blank slate". 
1.    Pemegang saham memiliki ketertarikan yang berbeda, tidak memiliki posisi
2.    Pemegang saham kurang lebih mempunyai level yang sama dalam skil berkomunikasi.
3.    Mengesampingkan hubungan otoritas dan posisi kekuasaan.
4.    Semua pemegang saham mempunyai sebuah kesempatan yang sama untuk mengekspresikan diri mereka.
5.    Pemegang saham ingin membuka untuk menentukan ketertarikannya.
6.    Partisipan secara transparan membagi informasi dan membagi bagai mana mereka membuat suatu keputusan.
7.    Fakta dan pengetahuan ditinjau kembali untuk melihat bagaimana mereka membangunnya.
8.    Fokus pada hasil dan ketertarikan dibanding tawar menawar pada saingan.
9.    Pemegang saham bergabung membuat keputusan dibanding hanya memiliki "perkataan mereka"

Politically Attentive (Perhatian Politik)
Deetz menggunakan "politik" untuk merujuk kehadiran dinamika kekuasaan dalam hubungan. PARC mengusulkan 6 yang hampir selalu bermasalah:
1.    Inner life: perasaan yang ada dan mungkin? praktik organisasi apa yang diperlukan agar perasaan itu muncul?
2.    Identity and recognition: siapa yang terlibat? diberikan identitas, apa yang benar dan tanggung jawab yang mereka lakukan?
3.    Social order: tingkah laku apa, tindakan, cara bicara yang benar? norma dan aturan apa yang mendukung?
4.    Truth: apa yang dipikirkan anggota benar? bagaimana cara mereka mendukung klaim? proses bagaimana menyelesaikan pandangan yang berbeda?
5.    Life narratives: bagaimana cara dunia bekerja untuk mereka? seperti apakah masa depan yang baik dan indah?
6.    Justice: apa itu adil? bagaimana seharusnya membatasi barang dan jasa didistribusikan?   

2 komentar: