Teori obyektif adalah kredibel karena memenuhi tujuan pengetahuan ilmiah. teori ini memprediksi beberapa hasil di masa depan dan menjelaskan alasan untuk hasil tersebut. Kali ini, kita akan membahas tentang kebaikan cognitive dissonance yang baik, sesuai dengan yang tertulis di buku A First Look at Communication Theory dari Em Griffin.
1. PREDIKSI DARI MASA DEPAN
“teori objektif yang baik adalah memprediksi apa yang akan terjadi”. Dalam teori cognitive dissonance menjelaskan bahwa apa yang kita lakukan dapat di prediksi di masa depan seperti sebab dan akibat. contoh, ketika Billy berteman dengan temannya yang suka meminum minuman keras, dan Billy merasakan ketidaknyamanan ketika berada didekat temannya itu dan akan berdampak buruk baginya maka Billy menjauhi temannya.
2. PENJELASAN DATA
“teori objektif menjelaskan suatu peristiwa dan perilaku manusia” . Seperti yang di teori cognitive dissonance dari Leon Festinger jelasakan bahwa ada 3 hipotesis yaitu, selective exposure, postdecision dissonance, dan minimal justification. Hipotesis-hipotesis tersebut menjelaskan suatu proses peristiwa dan perilaku manusia.
3. RELATIVE SIMPLICITY
Relative sederhana. “teori objektif yang baik harus sesederana mungkin tidak dan mudah dimengerti”. Teori cognitive dissonance ini mudah di mengerti dikarenakan terdapat 3 hipotesis yang dijelaskan oleh Festinger. Sebagai salah satu contoh nomor 1 dari hipotesis tersebut adalah selective exposure “menghindari kepercayaan orang lain dan tetap dengan kepercayaan diri sendiri”. Contoh, Arvin berkata bahwa memakan sayur brokoli itu tidak baik karena terdapat pestisida didalamnya, dan Jhody membantah perkataan Arvin bahwa brokoli itu sehat dan kita bisa menghilangkan pestisidanya dengan cara mencucinya dengan sangat bersih.
4. HIPOTESIS YANG DAPAT DIUJI
“teori yang baik dapat diuji”. Dengan adanya ketiga hipotesis di teori cognitive dissonance ini tentu dapat di uji dan sudah dijelaskan setiap hipotesisnya. Seperti contoh hipotesis nomer 1 kita dapat menguji mengapa tidak nyaman jika kita berada di lingkungan yang tidak sesuai dengan kita.
5. PRACTICAL UTILITY
“sebuah teori objektif yang baik harus berguna”. Tentunya teori ini dapat digunakan sehari-hari dan dapat menjadi masukan untuk khalayak supaya mudah bersosialisasi.
6. RISET KUANTITATIF
“seperti yang dikatakan oleh judul, para ilmuan cenderung menarik angka ketika mereka mengumpulkan bukti untuk mempermudah teori mereka”. Ada dua metode kuantitatif yaitu experimen dan survey. Teori cognitive dissonance ini menggunakan metode kuantitatif experiment. Yaitu dengan, memanipulasi beberapa murid dengan uang untuk mengikuti sebuah pembelajaran dan harus memberikan pedapat yang bagus.
Good Gadis, sudah cukup belajar dari contoh yang dibahas di kelas. Jangan lupa aplikasikan juga saat ujian ya.
BalasHapusNilai: 78