Functional perspektif adalah pendekatan yang mendeskripsikan dan memprediksi sebuah preformence grup ketika empat fungsi komunikasi terpenuhi. Randy Hirokawa dan Dennis Gouran berasumsi bahwa setiap grup itu peduli dengan adanya masalah, setiap kelompok memiliki kecerdasaannya masing-masing, dan tengah menghadapi suatu tugas yang menantang lebih banyak fakta-fakta, ide-ide baru dan berfikir jernih. Mereka yakin bahwa interaksi dalam kelompok mempunyai dampak positif dengan membuat keputusan (decision making). Hirokawa membahas solusi kualitas quality. Sedangkan Gouran membahas keputusan yang tepat appropriate.
Contoh kasus: Terbentuk dua kelompok dalam satu kelas XI-IPS, untuk melengkapi nilai UTS Agama Islam, yaitu ditugaskan untuk membuat acara “Bakti Sosial” di Panti Jompo. Kelompok A dengan Raihan dan Kelompok B dengan Andre.
EMPAT FUNGSI DARI MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG EFEKTIF
1. Analisis Masalah
“Apakah sesuatu yang terjadi membutuhkan peningkatan atau perubahan?”
Dari awal, kelompok A tidak terlalu memikirkan acara bakti socialnya tersebut dan tidak melakukan survey terlebih dahulu atau menganalisa masalah yang ada di Panti Jompo. Sementara kelompok B bersepakat untuk melakukan survey dan menganalisa masalah yang ada di Panti Jompo. Dengan menganalisa masalah apa saja yang ada di Panti Jompo entah orang-orang yang berada di Panti Jompo nya itu terlalu sensitive, maka kelompok B akan lebih gampang untuk menyusun susunan acara apa saja yang akan di bawakan mereka, karena mereka mengetahui batasan-batasan yang ada di sana.
2. Pengaturan Tujuan
“Anggota kelompok harus jelas dengan apa yang mereka berusaha capai”.
Kelompok A tidak pernah membicarakan tentang tujuan, target atau objektif apa saja yang akan di lakukan di sewaktu acara, Kelompok A mengatakan bahwa kita bisa melakukan apa saja di waktu acara, melakukan bakti social dan mendapatkan nilai sudah lebih dari cukup. Sedangkan Kelompok B mempunyai kesepakatan akan Tujuan yang akan di capai. Yaitu, membuat para Panti Jompo terhibur akan kehadiran mereka dalam membawakan acara yang di adakan adalah tujuan mereka.
3. Identifikasi Alternatif
“Pilihan alternatif untuk mencukupi setiap masalah”.
Kelompok A setiap berkumpul sama sekali tidak membicarakan cara alternatif lain jika para Panti Jompo tidak merasa terhibur akan ke hadiran mereka. Menurut mereka kebersamaan saat berkumpul untuk menggalang dana sudah cukup. Kelompok B lebih memikirkan alternatif cara lain jika para Panti Jompo tidak terhibur, dan akan membuat pentas seni tari di akhir acara.
4. Evaluasi Dari Karakteristik Positif dan Negatif
“Menguji ciri relatif dari setiap pilihan terhadap kriteria yang di pilih”.
Saat di hari H acara, Kelompok A memiliki masalah saat acara dimulai, karena Kelompok A tidak memiliki opsi lain, evaluasi mereka terhadap karakteristik relatif singkat. Banyak hal yang tidak mereka evaluasi. Tetapi, sumbangan kelompok A lah yang paling besar karena mereka melakukan menggalang dana dengan cara berjualan makanan di sekolah. Sementara Kelompok B mereka mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari acara yang di bawakannya, dan pada akhirnya kelompok mereka lancar saat hari H acara hingga selesai.
HASIL YANG DAPAT DI PREDIKSI
Bisa di lihat, saat di hari H acara Kelompok B yang memiliki fungsi di atas tidak merasa kesulitan ataupun kegagalan saat acara berlangsung, sementara kelompok A yang tidak memiliki empat fungsi di atas merasa kesulitan dan kewalahan saat di hari H, mereka tidak memiliki plan ke-2 sama sekali, sedangkan Kelompok B memiliki plan ke-2 jika acaranya kurang memuaskan.
PRIORITASKAN EMPAT FUNGSI
Studi mengatakan bahwa fungsi yang paling penting adalah fungsi Evaluasi dari Karakteristik Positif dan Negatif atau Evaluation of Positive and Negative Characteristics.
PERAN DARI KOMUNIKASI DALAM MEMENUHI FUNGSI
Hirokawa dan Gourant menyebutkan beberapa rintangan yang sulit dalam proses pengambilan keputusan, yaitu mengabaikan masalah, fakta-fakta yang salah, asumsi dengan pedoman yang salah, kesimpulan yang tidak logis, berdasar pada pengaruh anggota kelompok yang berkuasa, dbs. Mereka percaya, melalui pembicaraan (talk) kelompok bisa tersesat. Namun keduanya juga percaya bahwa komunikasi memiliki kekuatan unuk menarik kelompok kembali pada jalur tujuan yang sebenarnya.
Karena keyakinan itulah, Hirokawa dan Gouran menyebutkan tiga tipe komunikasi dalam decision-making suatu kelompok, yaitu:
1. Promotive, yaitu menggerakan kelompok dalam mengajak untuk mencapai tujuan
2. Disruptive, yaitu interaksi mengalihkan, memperlambat atau menghalangi kemampuan anggota kelompok.
3. Counteractive, Back on Track
SARAN UNTUK MEREKA YANG TAHU BAHWA MEREKA BENAR
Ada 6 langkah untuk pemikiran yang reflektif:
1. Recognize sympotoms of illness (sadari apa yang salah)
2. Diagnose the cause of ailment (cari tahu penyebabnya)
3. Establish criteria for wellness (cari tahu criteria perbaikan)
4. Consider possible remedies (cari kemungkinan pemecahan masalah)
5. Test of determine which solutions will work (uji solusi)
6. Implement or prescribe the best solution (gunakan solusi terbaik)
REFLEKSI ETIKA: ETIKA PIDATO OLEH HABERMAS
Ada 3 Ideal Speech Situation dimana partisipan bebas untuk mengemukakan pendapat tanpa rasa takut akan kendala atau control.
1. Requirement of access yaitu semua partisipan punya akses untuk berpendapat
2. Requirement for argument yaitu semua partisipan punya akses untuk berargumen.
3. Requirement for justification yaitu pendapat yang diutarakan harus bersifat universal, bukan hanya menguntungkan pihak yang menyetujuinya.